Rabu, 18 Januari 2017

Ideologi Kiri: Anarkisme, Komunisme dan Sosialisme


Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu, secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.

Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit, setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.


Menurut Karl Marx, ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. Menurut Francis Bacon, ideologi adalah sintesis pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasi pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.


Dalam ilmu sosial, ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan tatanan masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai cara bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan. Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering dikenal dengan Marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan lengkap pada abad 20.

Anarkisme
Anarkisme atau dieja anarkhisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.

Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun privat).

Penekanan kekerasan dalam ideologi yang bersifat anarki barangkali sebagiannya boleh dikaitkan dengan Mikhail Bakunin, yang terlahir dari keluarga aristokrat Rusia yang kemudian percaya bahwa kebebasan individu yang sepenuhnya hanya dapat diwujudkan setelah negara dan lembaga penopangnya dihancurkan. Maka Selayaknya jika kekerasan yang bersifat anarki dilakukan sendiri oleh individu-individu dan bukan oleh kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi yang menganut garis-garis besar panduan yang menyeluruh untuk mewujudkan anarkisme.

Menurut konsep Rousseau tentang kedaulatan rakyat, para anarkis abad ke -20di Perancis berpendapat bahwa hak individu untuk mengatur dirinya sendiri tidaklah boleh dikesampingkan dan tidaklah boleh diwakilkan. Pelaksanaan hukum bisa saja diwakilkan, tetapi tidak dalam pembuatannya. Pembutan peraturan dan kebijakan adalah hak istimewa setiap individu, karena merekalah yang mempunyai kepentingan dan kebutuhan. “Setiap warga negara adalah pengatur dirinya sendiri” mungkin ciri yang paling lebar dari kaum anarkis.

Bagi Kropotkin dan paham anarki pada umumnya, kelestarian spesies dan kemajuan sosial manusia tergantung pada gotong royong dan kerja sama. Manusia tidak bisa bebas jika mereka hanya mengejar kepentingannya sendiri saja, yang membuat mereka akan saling tertekan. Dengan demikian tatanan sosial yang paling tinggi dan yang paling bermoral, sesungguhnya berasal dari setiap orang yang mempunyai pengertian yang besar tentang saling kebergantungan antara satu individu dengan individu lain. Kebebasan serta keleluasaan dalam kesalingtergantungan merupakan satu-satunya sumber wewenang yang sah bagi individu.

Komunisme
Untuk lebih memahami pengertian tentang kontinum ideologi, kita dapat memulainya dengan mengenali kesamaan yang dimiliki komunisme dengan anarkisme. Keduanya sama-sama mempunyai cita-cita persamaan sosio-ekonomi dan politik, karena persamaan dasar ini dipahaminya penting bagi kebebasan individu. Persamaan mutlak sama dengan kebebasan mutlak. Setiap sistem pemerintahan yang mengesampingkan tuntutan cita-cita tersebut adalah tidak sah.

Namun, berbada dengan anarkisme, komunisme tidak memandang semua bentuk pemerintahan dan organisasi politik sebagai sesuatu yang paling tidak dikehendaki oleh semangat manusia dan kebebasan yang utuh. Bahkan dalam masyarakat komunis yang paling sempurna, beberapa bentuk organisasi politik masih akan tetap diperlukan. Tetapi keabsahannya tetap pada persetujuan yang diberikan secara bebas dan partisipasi penuh sesama anggota masyarakat.

Komunisme juga lebih rinci daripada anarkisme di dalam menyerang akibat-akibat buruk dari kepemilikan pribadi. Bagi kaum komunis, kepemilikan pribadi tak dapat tidak akan membawa ketimpangan-sosial,ekonomi dan politik. Jika kekayaan dan status sosial tidak terbagi secara rata, kekuasaan politik juga demikian. Dan di mana ada ketimpangan, di situ ada segelintir orang yang memeras dan menindas orang banyak. Karena itu persyaratan penting bagi kebebasan individu adalah persamaan ekonomi.

Untuk mencapai persamaan ekonomi dengan menghapuskan hak milik pribadi yang sumber-sumber pokoknya perlu bagi kehidupan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan kekuatan tertentu atas penguasaan tanah. Meski begitu, dalam masyrakat modern pada umumnya, pemikiran “alat-alat produksi (istilah Marx) tidaklah mesti dipusatkan pada tangan segelintir orang, tetapi harus pada tangan semua orang.

Sosialisme
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827.

Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.

Sosialisme Otoriter
Sepanjang sejarah, kebanyakan negara pada hakikatnya bersifat sosialis. Tetapi juga tidak salah jika dikatakan kebanyakan pemerintah bersifat otoriter. Hubungan yang agak erat antara sosialisme dan otoriterisme ini, hubungan ini bukanlah hal yang mutlak terkait. Namun merupakan akibat dari berbagai variabel yang melakukan persamaan-persamaan sosial. Tetapi apapun akibatnya, cirinya adalah jelas bahwa sepanjang sejarahnya kebanyakan pemerintahan tanpa memandang sistem ekonominya ataupun ideologi yang menopangnya, telah ditandai oleh pemusatan kekuasaan di tangan elit-elit yang tidak bertanggung jawab secara langsung kepada rakyat yang dikuasainya.

Ada satu penjelasan yang sederhana kenapa otoriterisme, baik yang bersifat atau yang bukan mampu bertahan. Yaitu karena elit penguasanya merasa yakin bahwa mereka lebih tahu akan kepentingan yang terbaik bagi rakyat daripada rakyatnya sendiri.

Di abad ke-20, perhatian yang berlebihan dari kebanyakan pemerintah terhadap percepatan pembangunan ekonomi juga membantu menerangkan hubungan yang erat antara sosialisme dan otoriterisme. Sebagian besar dari penduduk dunia sekarang ini mempunyai taraf hidup yang oleh sedikit orang Eropa Barat dan Amerika Utara akan diterima sebagai cukup sekalipun hanya untuk kebutuhan dasar. Terlepas dari apakah mereka menyebut dirinya komunis, sosialis atau hamba Tuhan para penguasa otoriter umumnya benar-benar berupaya meningkatkan baku hidup warganya dari jurang kemiskinan dan penyakit.

Peranan politik didendangkan melalui media modern, dan melalui pendapat umum, dan mereka pun semakin yakin bahwa tak ada waktu untuk berleha-leha. Pertumbuhan ekonomi dipecut, industri dibangun, pekerjaan disediakan,transportasi diperbaharui, pembangunan perumahan, fasilitas kesehatan, serta sekolah digalakkan dan dikelola oleh pegawai yang cakap secara teknis. Tidak heran para elit negara-negara sedang berkembang mendesak akan pengawasan negara terhadap perekonomiannya dan atas perencanaannya yang bersifat terpusat, terhadap berbagai bentuk program Keluarga Berencana, dan terhadap mobilisasi penduduk dari desa ke kota.

Sosialisme Demokratis
Potensi sosialisme demokratis berkembang bersamaan dengan semakin pekanya pemerintah terhadap masalah-masalah kapitalisme yang tidak diatur dan lebih terbukanya terhadap perwakilan kelas pekerja dalam arena politik.

Apabila semua warganegara mempunyai hak untuk memilih, dan jika mayoritas warga negara merasa bahwa mereka secara ekonomis kurang diperhatikan, maka mayoritas pemilih akan memilih pejabat-pejabat megara yang menjanjian perubahan yang menguntungkan mayoritas. Beginilah seharusnya demokrasi bekerja. Ini juga menjelaskan mengapa kapitalisme yang tidak diatur secara demokratis dapat dikatakan tidak selaras.

Mayoritas mungkin akan mengadakan tekanan terus menerus terhadap pemerintah untuk melenyapkan ketimpangan dalam persaingan ekonomi yang tidak diatur. Setelah itu lahirlah beberapa bentuk sosialisme, antara lain sosialisme demokratis.Tetapi persyaratan yang jelas untuk semua ini adalah hak seluruh warga negara untuk mengorganisasi perwakilan politik dari kepentingan-kepentingan ekonominya, perwakilan politik yang mengambil bentuk partai-partai politik kelas pekerja dan serikat buruh. 

  1. Maaf mas, mau meluruskan saja, Anarkis/Anarchist itu gak memihak kiri atau pun kanan. Anarkisme itu pilihan orang-orang yang memilih merdeka atas dirinya masing-masing, tidak mengatur dan tidak mau di atur, tidak menindas dan tak mau di tindas, karena pada dasarnya semua manusia sama(sederajat). Untuk lebih luasnya, banyak buku-buku yang membahas anarkisme, tentu dengan sudut pandang yang berbeda-beda, tapi pada dasarnya, Anarkis/anarchist itu tidak kiri maupun kanan.

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search