Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide
atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy
pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala
sesuatu, secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa
arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh
kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Tujuan
utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya
sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat
konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit, setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir
yang eksplisit.
Menurut
Karl Marx, ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan
bersama dalam masyarakat. Menurut Francis Bacon, ideologi adalah sintesis
pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa ideologi adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar
tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasi pemikiran tersebut
berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari
pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Dalam
ilmu sosial, ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang
menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan
tatanan masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai cara bagaimana
mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan. Teori komunis Karl
Marx, Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering dikenal dengan Marxisme,
dianggap sebagai ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan lengkap
pada abad 20.
Anarkisme
Anarkisme
atau dieja anarkhisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk
negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang
menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,
pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.
Secara
spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki berarti
koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara
luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan
administratif (baik pada ranah publik maupun privat).
Penekanan
kekerasan dalam ideologi yang bersifat anarki barangkali sebagiannya boleh
dikaitkan dengan Mikhail Bakunin, yang terlahir dari keluarga aristokrat Rusia
yang kemudian percaya bahwa kebebasan individu yang sepenuhnya hanya dapat
diwujudkan setelah negara dan lembaga penopangnya dihancurkan. Maka Selayaknya
jika kekerasan yang bersifat anarki dilakukan sendiri oleh individu-individu
dan bukan oleh kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi yang menganut
garis-garis besar panduan yang menyeluruh untuk mewujudkan anarkisme.
Menurut
konsep Rousseau tentang kedaulatan rakyat, para anarkis abad ke -20di Perancis
berpendapat bahwa hak individu untuk mengatur dirinya sendiri tidaklah boleh
dikesampingkan dan tidaklah boleh diwakilkan. Pelaksanaan hukum bisa saja
diwakilkan, tetapi tidak dalam pembuatannya. Pembutan peraturan dan kebijakan
adalah hak istimewa setiap individu, karena merekalah yang mempunyai
kepentingan dan kebutuhan. “Setiap warga negara adalah pengatur dirinya
sendiri” mungkin ciri yang paling lebar dari kaum anarkis.
Bagi
Kropotkin dan paham anarki pada umumnya, kelestarian spesies dan kemajuan
sosial manusia tergantung pada gotong royong dan kerja sama. Manusia tidak bisa
bebas jika mereka hanya mengejar kepentingannya sendiri saja, yang membuat
mereka akan saling tertekan. Dengan demikian tatanan sosial yang paling tinggi
dan yang paling bermoral, sesungguhnya berasal dari setiap orang yang mempunyai
pengertian yang besar tentang saling kebergantungan antara satu individu dengan
individu lain. Kebebasan serta keleluasaan dalam kesalingtergantungan merupakan
satu-satunya sumber wewenang yang sah bagi individu.
Komunisme
Untuk
lebih memahami pengertian tentang kontinum ideologi, kita dapat memulainya
dengan mengenali kesamaan yang dimiliki komunisme dengan anarkisme. Keduanya
sama-sama mempunyai cita-cita persamaan sosio-ekonomi dan politik, karena
persamaan dasar ini dipahaminya penting bagi kebebasan individu. Persamaan
mutlak sama dengan kebebasan mutlak. Setiap sistem pemerintahan yang
mengesampingkan tuntutan cita-cita tersebut adalah tidak sah.
Namun,
berbada dengan anarkisme, komunisme tidak memandang semua bentuk pemerintahan dan
organisasi politik sebagai sesuatu yang paling tidak dikehendaki oleh semangat
manusia dan kebebasan yang utuh. Bahkan dalam masyarakat komunis yang paling
sempurna, beberapa bentuk organisasi politik masih akan tetap diperlukan.
Tetapi keabsahannya tetap pada persetujuan yang diberikan secara bebas dan
partisipasi penuh sesama anggota masyarakat.
Komunisme
juga lebih rinci daripada anarkisme di dalam menyerang akibat-akibat buruk dari
kepemilikan pribadi. Bagi kaum komunis, kepemilikan pribadi tak dapat tidak
akan membawa ketimpangan-sosial,ekonomi dan politik. Jika kekayaan dan status
sosial tidak terbagi secara rata, kekuasaan politik juga demikian. Dan di mana
ada ketimpangan, di situ ada segelintir orang yang memeras dan menindas orang
banyak. Karena itu persyaratan penting bagi kebebasan individu adalah persamaan
ekonomi.
Untuk
mencapai persamaan ekonomi dengan menghapuskan hak milik pribadi yang
sumber-sumber pokoknya perlu bagi kehidupan. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan kekuatan tertentu atas penguasaan tanah. Meski begitu, dalam masyrakat
modern pada umumnya, pemikiran “alat-alat produksi (istilah Marx) tidaklah
mesti dipusatkan pada tangan segelintir orang, tetapi harus pada tangan semua
orang.
Sosialisme
Istilah
sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang
berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara.
Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris,
istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada
tahun 1827.
Di
Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun
1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie
Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai
konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat
bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani
pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka
dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
Sosialisme Otoriter
Sepanjang
sejarah, kebanyakan negara pada hakikatnya bersifat sosialis. Tetapi juga tidak
salah jika dikatakan kebanyakan pemerintah bersifat otoriter. Hubungan yang
agak erat antara sosialisme dan otoriterisme ini, hubungan ini bukanlah hal
yang mutlak terkait. Namun merupakan akibat dari berbagai variabel yang
melakukan persamaan-persamaan sosial. Tetapi apapun akibatnya, cirinya adalah
jelas bahwa sepanjang sejarahnya kebanyakan pemerintahan tanpa memandang sistem
ekonominya ataupun ideologi yang menopangnya, telah ditandai oleh pemusatan kekuasaan
di tangan elit-elit yang tidak bertanggung jawab secara langsung kepada rakyat
yang dikuasainya.
Ada
satu penjelasan yang sederhana kenapa otoriterisme, baik yang bersifat atau
yang bukan mampu bertahan. Yaitu karena elit penguasanya merasa yakin bahwa
mereka lebih tahu akan kepentingan yang terbaik bagi rakyat daripada rakyatnya
sendiri.
Di
abad ke-20, perhatian yang berlebihan dari kebanyakan pemerintah terhadap percepatan
pembangunan ekonomi juga membantu menerangkan hubungan yang erat antara
sosialisme dan otoriterisme. Sebagian besar dari penduduk dunia sekarang ini
mempunyai taraf hidup yang oleh sedikit orang Eropa Barat dan Amerika Utara
akan diterima sebagai cukup sekalipun hanya untuk kebutuhan dasar. Terlepas
dari apakah mereka menyebut dirinya komunis, sosialis atau hamba Tuhan para
penguasa otoriter umumnya benar-benar berupaya meningkatkan baku hidup warganya
dari jurang kemiskinan dan penyakit.
Peranan
politik didendangkan melalui media modern, dan melalui pendapat umum, dan
mereka pun semakin yakin bahwa tak ada waktu untuk berleha-leha. Pertumbuhan
ekonomi dipecut, industri dibangun, pekerjaan disediakan,transportasi
diperbaharui, pembangunan perumahan, fasilitas kesehatan, serta sekolah
digalakkan dan dikelola oleh pegawai yang cakap secara teknis. Tidak heran para
elit negara-negara sedang berkembang mendesak akan pengawasan negara terhadap
perekonomiannya dan atas perencanaannya yang bersifat terpusat, terhadap
berbagai bentuk program Keluarga Berencana, dan terhadap mobilisasi penduduk
dari desa ke kota.
Sosialisme Demokratis
Potensi
sosialisme demokratis berkembang bersamaan dengan semakin pekanya pemerintah
terhadap masalah-masalah kapitalisme yang tidak diatur dan lebih terbukanya
terhadap perwakilan kelas pekerja dalam arena politik.
Apabila
semua warganegara mempunyai hak untuk memilih, dan jika mayoritas warga negara
merasa bahwa mereka secara ekonomis kurang diperhatikan, maka mayoritas pemilih
akan memilih pejabat-pejabat megara yang menjanjian perubahan yang
menguntungkan mayoritas. Beginilah seharusnya demokrasi bekerja. Ini juga
menjelaskan mengapa kapitalisme yang tidak diatur secara demokratis dapat
dikatakan tidak selaras.
Mayoritas
mungkin akan mengadakan tekanan terus menerus terhadap pemerintah untuk
melenyapkan ketimpangan dalam persaingan ekonomi yang tidak diatur. Setelah itu
lahirlah beberapa bentuk sosialisme, antara lain sosialisme demokratis.Tetapi
persyaratan yang jelas untuk semua ini adalah hak seluruh warga negara untuk
mengorganisasi perwakilan politik dari kepentingan-kepentingan ekonominya, perwakilan
politik yang mengambil bentuk partai-partai politik kelas pekerja dan serikat
buruh.
Maaf mas, mau meluruskan saja, Anarkis/Anarchist itu gak memihak kiri atau pun kanan. Anarkisme itu pilihan orang-orang yang memilih merdeka atas dirinya masing-masing, tidak mengatur dan tidak mau di atur, tidak menindas dan tak mau di tindas, karena pada dasarnya semua manusia sama(sederajat). Untuk lebih luasnya, banyak buku-buku yang membahas anarkisme, tentu dengan sudut pandang yang berbeda-beda, tapi pada dasarnya, Anarkis/anarchist itu tidak kiri maupun kanan.
BalasHapus