Selasa, 17 Januari 2017

Sejarah Konsep Worldview

Ilustrasi
Istilah worldview berasal dari istilah bahasa Jerman Weltanschauung. Dalam kamus Merriam-Webster diartikan sebagai “a comprehensive conception or apprehension of the world especially from a specific standpoint.” Dalam Oxford Dictionaries diartikan sebagai “a particular philosophy or view of life.” Secara etimologi, Weltanschauung berasal dari kata dalam bahasa Jerman: welt yang berarti dunia dan Anschauung yang berarti persepsi, persepsi tentang dunia.

Pada dasarnya tiap-tiap peradaban memiliki worldview sendiri. Dimana worldview sebagai sebuah konsep pandangan terhadap realitas menjadi landasan berpikir dan panduan dalam memaknai realitas. Meski menggunakan istilah yang sama, namun pemaknaan istilah worldview telah melahirkan konsep-konsep tentang worldview yang berbeda-beda. Dilihat dari pengertian dasarnya yang melandasi alur pikir manusia dalam memahami realitas, maka konsep worldview penting untuk diketahui dari sejarah lahirnya konsep worldview itu sendiri.

Istilah worldview juga dikembangkan dalam pemikiran Islam. Syed Muhammad Naquib al-Attas, seorang pemikir Islam terkemuka masa ini, telah menggagas konsep Islamic Worldview yang diartikan dalam bahasa Melayu sebagai “pandangan alam Islam” (ru’yatun Islam lil wujud).

Berbeda dengan tradisi di Barat dimana konsepsi tentang dunia hanya sebatas pengetahuan manusia yang dapat dijangkau oleh panca indera, Al-Attas menitikberatkan pada konsep pandangan alam Islam yang tidak hanya melihat realitas alam empirik sebagai satu-satunya realitas yang ada.

Pandangan alam Islam merujuk kepada segala sesuatu yang wujud yang menitikberatkan pada kewujudan Tuhan, keberadaan alam lain diluar realitas alam inderawi semisal keberadaan alam akhirat. Keberadaan wahyu dalam membentuk worldview Islam menjadi pembeda dengan konsep worldview yang dipahami Barat.

David Naugle, Professor filsafat di Dallas Bapstist University adalah seorang pemikir yang meneliti tentang worldview. Ia menulis buku berjudul Worldview: The History of Concept. Secara singkat w

Immanuel Kant adalah seorang filsuf yang memperkenalkan istilah Weltanschauung dalam karyanya berjudul Critique of Judgement yang terbit tahun 1790. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan sebuah paragraf mengenai daya persepsi manusia.

Kant menulis, “jika pikiran manusia tetap untuk dapat berpikir tak terbatas tanpa kontradiksi, pasti dalam diri manusia memiliki kekuasaan yang melampaui panca indera (supersensible), dimana ide tentang noumena tidak dapat diintuisikan, namun dapat dianggap sebagai substrat yang mendasari sesuatu yang tampak di permukaan, yaitu, intuisi kita tentang dunia (Weltanschauung). Terjemahaan bahasa Inggris dari karya tersebut menggunakan istilah intuisi tentang dunia (our intuition of the world) untuk menerjemahkan Weltanschauung.

Konteks penggunaan kata Weltanschauung oleh Kant bermakna sesuatu yang sederhana semisal persepsi tentang dunia yang didapatkan secara empirik. Martin Heidegger mencatat bahwa Kant menggunakan kata Weltanschauung untuk merujuk kepada mundus sensibilis, yaitu intuisi dunia (world-intuition) dalam kontemplasi mengenai dunia melalui oleh panca indera.

Immanuel Kant hanya menggunakan term tersebut sekali, dimana penggunaannya mengindikasikan istilah ini tidak terlalu penting bagi Kant. Namun kemudian terminologi ini berkembang dengan pesat, dimana maknanya merujuk pada pengertian mengenai konsepsi intelektual tentang alam semesta dalam perspektif manusia sebagai yang mengetahui.

Weltanschauung kemudian diadopsi oleh penerus Kant yang bukan hanya dari kalangan pemikir Jerman, namun juga oleh para pemikir Eropa. Istilah ini turut menyebar ke Inggris dan juga Amerika Serikat. Setelah 78 tahun penggunaan terminlologi Weltanschauung dalam Critique of Judgement, istilah ini diartikan dalam Oxford English Dictionary dengan kata worldview. Kata tersebut menjadi istilah yang penting dalam penggunaan kosakata maupun pemikiran dari kalangan intelek di negara-negara berbahasa Inggris.

Konsep Worldview yang Dikembangkan Pemikir Kristen Evangelis

Pada tahun 1890’an James Orr, teolog asal Skotlandia menyebut worldview sebagai sebuah konsep yang sangat dibutuhkan. Ini kemudian yang menyebabakan James Orr dan Abraham Kuyper menggunakan istilah worldview, karena ketenaran istilahnya, untuk digunakan dengan pemaknaan versi mereka mengenai Worldview Kristen dalam pendekatan Calvinis.

James Orr telah merumuskan sebuah konsep worldview yang digunakan dalam teologi Kristen. Sebagai seorang filsuf sekaligus teolog yang menulis karyanya dari perspektif Kristen, ia telah merumuskan Worldview Kristen sebagai sebuah konsep mengenai pandangan Kristen tentang Tuhan dan dunia. Orr sendiri menulis karya berjudul The Christian View of God and the World.

Abraham Kuyper dalam cermahanya mengenai Calvinisme menyampaikan gagasan mengenai Kristen sebagai framework pemikiran biblikal yang penggunaanya berimplikasi pada pemikiran di ranah agama, politik, sains, seni untuk dapat berperan dalam merancang masa depan dunia.

Ia berharap agar framework tersebut dapat berdiri sejajar dengan sistem pemikiran manusia lainnya seperti paganisme, Islam, romanisme dan modernisme. Ia berharap agar gagasannya ini dapat berjalan efektif dalam pertarungan spiritual dan intelektual demi meraih dominasi kultural di dunia modern dewasa ini.

Dalam melacak sejarah konsep pandangan dunia dalam berbagai disiplin ilmu, menarik untuk mengamati bagaimana deskripsi dasar tersebut mencerminkan pandangan dunia yang menawarkan deskripsi. Misalnya, idealisme Hegel, theisme Kierkegaard, historisisme Dilthey, ateisme Nietzsche, fenomenologi Husserl, eksistensialisme Jasper, ontologisme Heidegger, linguististisme Wittgenstein, dan juga skeptisisme di dalam pos modernisme, isme  mereka mempengaruhi hipotesis mereka melalui worldview. Dalam berteori tentang worldview, terdapat relativitas sosiologis yang membentuk pandangan mereka dalam memahami worldview. Tiap pandangan mengenai worldview sendiri bergantung pada worldview tiap-tiap orang.

Worldview Kristen sebagaimana yang dijelaskan oleh Naugle dan Islamic Worldview Syed Muhammad Naquib Al-Attas terletak pada implikasi dari ajaran agama dan kitab suci yang membentuk kedua jenis worldview tersebut, jika dibandingkan dengan worldview yang lahir dari pendekatan aliran filsafat (isme) tertentu.

*Disarikan dari makalah David Naugle berjudul Worldview: History, Theology, Implication.

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search