Jumat, 20 Januari 2017

Badi'uzzaman Said Nursi: Bapak Pembaharu Turki

Bediuuzzaman Said Nursi

Oleh: Akhsanul Khalis


Buku Biografi Intelektual Bediuzzaman Said Nursi yang ditulis oleh Sukran Vahide, seorang sarjana perempuan kelahiran Inggris, begitu detil menjelaskan perjalanan kehidupan intelektual seorang Said Nursi yang hidup pada tranformasi Dinasti Utsmani menjadi Republik Turki.


Said Nursi seorang ulama yang berperan penting dalam menyelamatkan umat Islam di Turki selepas runtuhnya Imperium Utsmani dari rongrongan kelompok sekular Kemalis. Beliau menjadi saksi hidup bagaimana runtuhnya Kesultanan Turki Utsmani. Beliau yang mengambil peran di saat umat Islam mulai disudutkan. Said Nursi memulai perannya melalui nilai-nilai pendidikan Islam. Kehidupan dan karya Said Nursi cukup mengambarkan bagaimana sejarah pasca runtuhnya kesultanan Utsmani. Dalam situasi ini, terlihat masa-masa sulit dan genting yang dialami oleh ulama-ulama tradisional, kegagalan gerakan reformasi Islam untuk memberi solusi Islam demi menghadapi ancaman westernisasi, landasan filsafat barat dan politik nasionalisme-sekular Turki.


Dalam pengantar buku ini disebutkan bagaimana ulasan Sukran Vahide dalam memahami konteks tradisi intelektual ilmu-ilmu Islam klasik semacam tafsir Al Quran, Sunnah, kalam, sejarah dan mistisisme, Baiduzzaman Said Nursi adalah seorang komentator brilian atas hal-hal tersebut dengan menjadikannya relevan dengan tuntutan dan permasalahan zaman modern. Sampai saat ini, pemikiran seorang Said Nursi yang dikumpulkan dalam sebuah kitab berjudul Risalah an-Nur yang mengilhami seluruh generasi muslim dunia dewasa ini.


Ditambahkan lagi dalam buku ini, dimunculkan konsep-konsep Said Nursi mengenai indentitas Islam di zaman modern, yakni bagaimana ilmu-ilmu Islam tradisional bisa dibangkitkan kembali untuk menyelesaikan persoalan kekuasaan dan penguasa, modernitas dan tradisi, dan bagaimana ilmu-ilmu Islam berhubungan dengan kehidupan hari ini dan selanjutnya. Salah satu fokus Said Nursi adalah dalam menghidupkan kembali etika Islam dalam dunia yang sangat sekuler hari ini, tidak mustahil etos islami dapat hidup bersama-sama  dalam kehidupan kontemporer. .


Awal Kelahiran dan Kehidupan Pendidikan

Said Nursi dilahirkan di desa Nurs, sebuah desa yang berada di pedalaman sepanjang kaki lereng pengunungan Taurus yang dekat dengan danau Van, provinsi Bitlis, wilayah daratan Anatolia timur sekarang ini yang merupakan pegunungan Kurdistan.


Beliau dilahirkan di desa yang mempunyai lembah yang kaya akan hasil pertanian dan perkebunan yang subur dan hijau. Didesa sederhana itu pada tahun 1877 anak keempat dari tujuh bersaudara dilahirkan. Ayah Said Nursi merupakan seorang Sufi yang bernama Sufi Mirza yang mempunyai keterikatan kepada sebuah tarekat Khalidiyah dari ordo Naqsyabandiyah yang kala itu menyebar pesat di komunitas penduduk kurdistan.


Said Nursi seorang ulama yang bermazhab syafii, beliau belajar kepada ulama-ulama yang berorientasi kepada ordo revivalis Naqsyabandi/khalidi yang menekankan pengetahuan ilmiah khusunya studi yurispudensi (fiqh). Dalam masa belajar di madrasah di waktu kecil, Said Nursi termasuk anak yang genius. Apapun kitab yang dipelajarinya beliau akan memahami sangat mudah. Beliau mampu belajar dan menguasai buku-buku yang paling sulit seperti kitab Jamu'u al Jawami' karya imam Taqiyuddin al Subki yang merupakan kitab rujukan fiqh dalam mazhab Syafii dan kitab Syarah Mawaqif dan Ibnu Hajar Al Haitami.


Dalam mencari ilmu, Said Nursi menerapkan kehidupan zuhud (asketisisme). Seperti terinspirasi dari penjelasan sebuah hadist yang terdapat dalam kitab Imam Al Ghazali Ihya Ulumuddin, beliau mengikuti tafsir hadist "tinggalkanlah apa yang kau ragukan dan beralihlah kepada apa yang tidak kau ragukan". Dalam praktek sehari-hari kehidupanya pun sangat sederhana. Beliau makan dengan seadanya, meski hanya roti dan tanaman lebih jauh lagi beliau jarang bicara.

Pada tahun 1907, usia Said Nursi sudah mencapai dewasa. Beliau sudah diperhitungkan reputasinya diantara para ulama di Turki saat itu. Di saat momentum seperti itu, Turki sudah digerogoti oleh pemikiran westernisasi dan moderninasi yang tidak terarah. Kekhalifahan Ustmani sudah mulai dirongrong oleh kelompok muda yang berhaluan sekular yang mengatasnamakan konstitusionalime dan kebebasan. Di Istanbul, Said Nursi sudah mulai bersentuhan dengan westernisasi dan sekularisasi. Beliau melihat bahwa sekularisme dan westernisasi sudah sangat mempengaruhi pikiran dan pandangan golongan terpelajar Turki sehingga menimbulkan karaguan yang besar terhadap Islam.


Di sinilah Said Nursi mulai melakukan langkah reformasi lembaga pendidikan agama, akibat pemikiran kaum muda liberal yang mempersalahkan Islam sebagai kemunduran turki.

Akibat terjadi benturan dan kontradiksi antara sejumlah ihwal di luar dan di dalam antara modernisme dan tradisionalisme, Dengan tegas Said Nursi mengatakan, Islam adalah guru serta pembimbing ilmu pengetahuan dan pimpinan serta bapak dari segala pengetahuan.


Lebih spesifik lagi Said Nursi menguraikan pada tataran manusiawi dengan memandang bahwa agama mewakili hati dan nurani, sedangkan ilmu pengetahuan mewakili akal budi, keduanya penting demi tercapainya kemajuan sejati. "Ilmu-ilmu keagamaan adalah cahaya nurani dan ilmu-ilmu modern (arti harfiahnya"ilmu-ilmu peradaban) adalah cahaya akal budi, kebenaran menjadi terlihat jelas dengan menggabungkan keduanya, usaha dari para siswa akan membuat kedua sayap ini terbang.


Beliau juga mengkritik orang yang mengagungkan kebebasan yang tidak berdasar, seperti yang beliau lontarkan kedalam sebuah definisi tentang kebebasan: kebebasan yang indah itu terwujud dan dihiasi tingkah laku yang baik menurut syariat, kebebasan untuk bersikap tidak patuh dan berprilaku culas itu tidak bisa disebut kebebasan; itu kebinatangan, itu tirani setan, itu budak yang diperintah oleh roh jahat, kebebasan umum merupakan hasil dari bagian kebebasan individu, ciri kebebasan ketika kita tidak merugikan diri sendiri dan maupun orang lain, artinya kebebasan bersumber dari iman kepada Tuhan.


Said Nursi seorang ulama yang selalu gigih memperjuangkan tegaknya Islam di Turki. Semasa muda ia melakukan jihad bersama pasukan Utsmani untuk melawan Rusia di daerah Balkan. Setelah runtuhnya kekhalifahan Utsmani, kehidupan Said Nursi banyak dihabiskan di dalam penjara.


Said Nursi dijadikan sebagai tahanan disebabkan sikap beliau yang reaksioner terhadap sekularisasi di Turki. Beliau tanpa lelah menyuarakan Islam, terutama sekali saat beliau hidup dalam penjara. Beliau banyak menulis, karya monumentalnya adalah Risalah an Nur yang sampai saat ini disebarkan oleh pengikutnya. Dengan kehidupan di tengah meningkatnya tekanan penguasa sekuler yang berhasil meruntuhkan kesultanan Utsmani, beliau tetap memberikan fokus dalam pendidikan islam, memberikan kontribusi serta dedikasi hidupnya dan menunjukkan bahwa revitalisasi dunia islam, kemakmuran dan kebahagiaan umat manusia berada pada Al Quran dan Hadist melalui penjelasan para ulama-ulama, bukan pada peradaban yang dominan terilhami oleh prinsip-prinsip yang berasal dari manusia.


Akhir kehidupan beliau sangat menyedihkan itu merupakan resiko seorang pejuang Islam. Beliau meninggal dalam usia sangat tua dan dalam kondisi pengasingan dan dimata-matai oleh musuhnya. Beliau meninggal dalam keadaan tidur dengan kondisi kesehatan memburuk pada bulan Ramadhan 23 maret 1960/25 Ramadhan 1379 H.

Kebencian kelompok militer sekuler Turki terhadap sosok Said Nursi bukan di masa hidupnya saja, tetapi semasa terjadi kudeta militer terhadap partai demokrat yang pro terhadap Islam dibawah Adnan Menderes. Jenazah Said nursi yang dimakamkan dikota Dergah dipindahkan ke sebuah tempat yang tidak diketahui saat ini. Beliau pernah berkata, buah hasil perjuangan Islam akan terlihat dimasa depan. Seperti firasat beliau semasa hidup;


Dalam puisinya beliau berkata:


Dalam kuburanku yang dibongkar itu tertimbun, tujuh puluh said yang mati,


dengan dosa dan penderitaan yang kedelapan puluh sebuah batu nisan sebuah kuburan,


semua meratapi mundurnya Islam.


Bersama dengan batu nisanku dan kuburan para Said yang merintih itu aku berjalan menuju padang masa depan hari esok,


ku yakin langit-langit masa depan Asia akan takluk di tangan Islam yang suci dan bercahaya.


Karena Islam menjanjikan indahnya keimanan,

Islam memberikan kedamaian dan keamanan bagi umat manusia.


Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search