Jumat, 30 Desember 2016

Sejarah Singkat Marxisme


Kapitalisme sebagai sebuah sistem ekonomi baru di Eropa perkembangannya dipicu oleh industrialisasi di Eropa telah mendapat tantangan dari Karl Marx dalam bukunya Das Capital. Marx mengkritik pemikiran kapitalisme yang dianggap sebagai sebuah sistem yang berpihak pada kaum pemilik modal dan mengeksploitasi kaum buruh. Hal ini lahir dari realita jaman Indsutrialisme dimana para pemilik modal melakukan produksi secara massal yang diikuti urbanisasi besar-besaran ke kota untuk bekerja sebagai buruh di perusahaan-perusahaan.

Pertentangan antara kedua ideologi ini tidak terjadi dengan serta merta. Pertentangan antara kapitalisme dan sosialisme merupakan bagian dari pertentangan dialektis yang  jika dilihat dari teori dialektika sosial olah filsuf Jerman George Wilhein Friederich Hegel (1770–1831) merupakan bagian dari realita sejarah yang tidak pernah terlepas dari sejarah dialektika dan kontradiksi dalam rumusan tesis, antitesis dan sintesis (Larry Krasnoff, Hegel’s Phenomenology of Spirit: 2008).

Pertentangan antara kapitalisme dan sosialisme tidak terlepas dari sistem feodalisme. Jika dilihat melalui runtutan tahapan sejarahnya, ketiga sistem kehidupan masyarakat ini saling berkaitan. Menurut Karl Marx dalam teori materialisme historis, perkembangan sistem sosial masyarakat diawali dari sistem komunal primitif, perbudakan, feodalime, kapitalisme, sosialisme dan komunisme.

Kapitalisme lahir dari kontradiksi atas sistem feodalime yang memberikan legitimiasi bagi kaum feodal dalam  pengelolaan atas sistem produksi dan kepemilikan alat-alat produksi. Sistem kapitalisme sendiri lahir dengan semangat perlawanan atas dominasi kaum feodal dalam sistem produksi, maka ide hak kepemilikan individu atas alat-alat produksi dan penguasaan kapital (modal) diikuti oleh kebebasan tiap-tiap individu dalam sistem produksi yang menolak intervensi terhadap pasar sehingga melahirkan persaingan yang sehat sesuai dengan hukum alamiah pasar yang bergantung pada keseimbangan supply and demand. Hal ini kemudian disebut dengan mekanisme pasar.

Perkembangan sistem kapitalisme pada era revolusi industri diikuti dengan perkembangan sistem produksi, para pemilik modal melakukan produksi secara massal dengan membangun pabrik-pabrik dan mempekerjakan para buruh dalam jumlah yang besar. Sistem produksi ini berpegang pada prinsip efisensi dimana biaya produksi berusaha ditekan serendah-rendahnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan memperbesar skala produksi untuk mengurangi biaya produksi dan memberikan upah yang minimal kepada buruh dan mendorong produktifitas dengan maksimalisasi sumberdaya manusia, teknologi dan sumberdaya alam. Persaingan dalam sistem kapitalime, menurut Adam Smitrh, akan berjalan dengan baik apabila berjalan bebas dalam sistem pasar bebas (Fx.Adji Samekto, 2002).

Dalam sistem kapitalisme, para pemilik modal yang berorientasikan keuntungan berusaha menekan biaya produksi. Pemilik modal yang memiliki kekuatan berupa akumulasi kapital yang besar memungkinkan mereka untuk menguasai dan menambah alat-alat produksi dan mengatur sistem produksi. 

Dalam realita masyarakat industrialis pasca revolusi industri, pasar yang berjalan dengan bebas tanpa intervensi pemerintah membuat mereka yang memiliki kekuatan modal yang besar memungkinkan mereka untuk melakukan produksi secara massal, maka biaya produksi semakin rendah dan keuntungan yang didapat makin besar. Salah satu upaya dalam menekan biaya produksi juga dilakukan dengan memaksa para pekerja untuk bekerja dengan durasi waktu yang lebih lama dengan upah yang minimal. Proses efisiensi dalam produksi ini sendiri, menurut Marx dianggap sebagai bentuk eksploitasi kaum buruh.

Kaum buruh yang tidak menguasai alat-alat produksi secara terpaksa harus bekerja keras dalam memproduksi komoditas mengikuti keinginan kaum pemilik modal. Sistem kapitalisme telah menyebabkan alienisasi individu, menciptakan struktur yang memisahkan individu dengan proses produksi, komoditas hasil produksi dan individu lain. Alienasi tejadi karena kapitalisme berubah menjadi sistem dua kelas, yaitu proletariat dan kapitalis (George Ritzer dan Douglas J. Goodman, 2004: 25). Pemisahan dua kelas ini ditentukan oleh kepemilikan alat produksi. Relasi yang terbentuk antara dua kelas ini dalam sistem kapitalisme adalah hubungan ketergantungan kaum proletar atas upah yang diterima oleh kaum borjuis untuk berjalan hidup.


Sistem sosialis muncul sebagai jawaban atas ketimpangan sosial dan relasi sosial-ekonomi yang hanya menguntungkan kaum pemilik modal. Berdasarkan fenomena ini, Marx yang melontarkan kritiknya terhadap sistem kapitalisme dalam bukunya berjudul Das Kapital, berusaha membangkitkan kesadaran kelas dalam upaya mewujudkan sistem sosialis. Sosialisme menekankan pada kepemilikan publik atas alat produksi, distribusi barang tanpa motif keuntungan dan penghapusan kelas sosial dengan penghapusan kepemilikan pribadi.

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search