Jumat, 30 Desember 2016

Kapitalisme


Kata kapitalisme berawal dari penggunaannya dalam perdagangan dan kepemilikan hewan ternak. Secara etimologi istilah kapitalisme berasal dari  bahasa latin capitalis, yang berasal dari kata proto-Indo-European yaitu kaput, yang berarti kepala. Banyaknya “kepala”  (hewan ternak) yang dimiliki menjadi tolak ukur kekayaan seseorang. Hal ini menunjukkan hubungan antara perdagangan hewan dengan ekonomi, perdagangan hewan sendiri merupakan bentuk transaksi perekonomian paling awal.


Penggunaan kata “Kapitalist” pertama kali digunakan oleh Karl Marx dan Freiderich Engels dalam karyanya Manifesto Communist pada tahun 1848 sebagai pemilik pribadi atas modal. Novelis Willian Thackeray menggunakan istilah capitalism pada tahun 1854 yang maknanya merujuk pada kepemilikan modal dalam jumlah besar.

Penggunaan kata kapitalisme dalam Merriam-Webster Third Dictionary berarti: "an economic system characterized by private or corporation ownership of capital goods, by investments that are determined by private decision rather than by state control, and by prices, production, and the distribution of goods that are determined mainly in a free market." 

Pengertian ini dapat diartikan sebagai sebuah sistem ekonomi yang memiliki ciri-ciri kepemilikan individu atau korporasi atas modal/alat produksi, keputusan privat lebih menentukan daripada kontrol oleh negara dalam hal investasi, dan harga, produksi dan distribusi barang ditentukan di pasar bebas.

 Sejarah Kapitalisme
Secara historis perkembangan kapitalisme merupakan bagian dari gerakan individualisme yang kemudian mengarah pada liberalisme. Pemikiran liberalisme lahir dari pertentangan antara ototritas gereja katolik yang absolut yang mendapat perlawanan dari tokoh-tokoh pembaruan gereja seperti Marthin Luther dan John Calvin. Reformasi gereja yang melahirkan ajaran protestan ini kemudian mempengaruhi pemikiran liberalisme yang menegaskan kepada kebebasan individu dalam politik. Sementara di bidang ekonomi, telah dibentuk sistem ekonomi kapitalisme yang juga menekankan kebebasan individu, terutama dalam pasar dan sstem ekonomi serta kepemilikan pribadi (Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat: 2007).

Max Weber dalam karyanya The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism mengemukakan bahwa lahirnya kapitalisme dipengaruhi dari ajaran etika protestan. John Calvin yang merupakan tokoh sekte Calvinism menitikberatkan ajarannya pada tiga hal: bekerja keras, berhemat dan bersedekah dan mengutamakan rasionalitas untung-rugi atas konsekuensi tindakan. Semangat inilah yang kemudian menjadi argument Weber yang mendasari perkembangan kapitalisme dengan berpegang pada nilai yang sama, yaitu produktifitas kerja. Hal ini dipandang sebagai bagian dari ibadah bagi kaum protestan.

Weber percaya munculnya ajaran protestan menggerakkan masyarakat tradisional Eropa menjadi masyarakat industrialis meskipun pada akhirnya semangat keagaamaan itu dianggap luntur dan yang tersisa hanya pengejaran materi belaka.

Merkantilisme
Para ilmuwan menyatakan bahwa era merkantilisme yang berlangsung pada abad ke-16 hingga-17 sebagai tahap awal kapitalisme. Pada masa itu, pedagang Eropa, mendapat dukungan berupa kontrol oleh negara, subsidi, dan peluang untuk monopoli perdagangan dimana sebagian besar keuntungannya didapat melalui  pembelian dan penjualan barang.

Francis Bacon menyatakan, tujuan dari merkantilisme adalah "pembukaan dan penyeimbangan perdagangan yang menghargai produsen, yang mengusir kemalasan, yang menindas limbah dan kelebihan oleh hukum sumptuary; perbaikan dan pengaturan tanah; regulasi harga ... " (Sir George Clark, The Seventeenth Century: 1961).

Di antara prinsip-prinsip utama dari teori merkantilis adalah bullionism, sebuah doktrin yang menekankan pentingnya mengumpulkan logam mulia. Merkantilis berpendapat bahwa negara harus mengekspor lebih banyak barang daripada yang diimpor sehingga orang asing harus membayar selisih logam mulia. Merkantilis berpendapat bahwa hanya bahan baku yang tidak bisa diambil di rumah harus diimpor; dan dipromosikan subsidi pemerintah, seperti pemberian monopoli dan tarif protektif. Kaum merkantilis berpikir bahwa hal ini diperlukan untuk mendorong produksi rumah barang-barang manufaktur.

Dalam sistem ini, peran negara sangat menonjol dalam pengaturan dan monopoli pasar. Sistem ini juga mengawali ide kolonialisme, negara-negara di Eropa mulai mencari bahan baku produksi di negara-negara di luar benua Eropa untuk memenuhi kebutuhan produksinya.

Industrialisme
Industri yang merupakan buah dari perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa, penemuan mesin uap oleh James Watt (1763), mendorong terbentuknya industri-industri kecil. Era Revolusi Industri telah mengubah aktor dalam kegiatan ekonomi dari para pedagang kepada para industrialis yang mulai memproduksi barang-barang sebagai komoditas perdagangan.
Para pemikir ekonomi pada abad ke-18 pertengahan seperti David Humme dan Adam Smith menantang doktrin-doktrin merkantilis fundamental yang menitikberatkan peran negara pada pengaturan dan monopoli pasar. Tokoh inilah yang akhirnya melahirkan babak baru dalam pembentukan sistem ekonomi yang melahirkan pemikiran kapitalisme klasik.

Pemikir Peletak Pemikiran Kapitalisme Klasik

Adam Smith
Seorang filolog asal Skotlandia ini meletakkan dasar pemikiran kapitalisme melalui karyanya yang berjudul An Inquiry into the Nature and The Cause of the Wealth of Nations (1776). Karya inilah yang memberikan pandangan baru antara relasi individu dalam masyarakat dengan peran dominan negara dalam perekonomian dengan menggantikannya lewat kebebasan, pasar dan kepentingan individu. Smith berpendapat bahwa jalan yang terbaik untuk memperoleh kemakmuran adalah dengan membiarkan individu-individu mengejar kepentingan-kepentingan mereka sendiri tanpa keterlibatan perusahaan-perusahaan negara (Robert Lerner, 1988).

Ada lima dasar pemikiran Smith yang melandasi prinsip kapitalisme (Seda, 1996:272):
  1. Kapitalisme adalah pengakuan penuh pada hak milik perorangan atau individu tanpa ada batasbatas tertentu. Hak milik pribadi adalah jaminan bagi individu bersangkutan untuk menegakkan kebebasan dan kemerdekaan. Kebebasan individu akan menjadi suatu kenyataan bila ia dibenarkan untuk mempunyai miliknya sendiri secara terjamin tanpa digugat pihak atau individu lain;
  2. Kapitalisme merupakan pengakuan akan hak individu untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial ekonomi;
  3. Kapitalisme mengisyaratkan pengakuan akan adanya dorongan atau motivasi ekonomi dalam bentuk semangat untuk meraih keuntungan semaksimal mungkin (profit oriented); 
  4. Kapitalisme juga memuat pengakuan akan adanya kebebasan melakukan kompetisi dengan individu lain (freedom for competition);
  5. Kapitalisme mengakui berlakunya hukum ekonomi pasar bebas atau mekanisme pasar.

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search