Jumat, 30 Desember 2016

Epistemologi Islam



Dalam Oxford Dictionary epistemologi diartikan sebagai “The theory of knowledge especially with regard to its methods, validity, and scope, and the distinction between justified belief and opinion.”



Epistemologi berarti teori tentang pengetahuan yang berkaitan dengan metode pengetahuan, mengukur validitas pengetahuan dan cakupannya dan alat pembeda antara pendapat yang terbukti benar dengan yang hanya sekedar pendapat.

Dalam definisi Encyclopedia Britanica disebutkan juga bahwa epistemologi terkait asal-muasal dan batasan pengetahuan manusia. Jadi, epistemologi adalah sebagai tolak ukur bagi menentukan mana yang disebut dengan ilmu pengetahuan sesuai dengan kaidahnya dan bagaimana cara meraih ilmu oengetahuan.

Dalam kitab ‘Aqa’id an-Nasafi karya Abu Hafs Umar Najmuddin an-Nasafi (kitab ini
disyarah oleh al-Taftazani yang kemudian diterjemahkan oleh Syekh Nuruddin
ar-Raniri) dijelaskan tentang epistemologi Islam. Alat untuk mendapatkan pengetahuan disebutkan adalah khabar shadiq, kelima panca indera dan akal rasional. Khabar shadiq terdiri dari khabar mutawatir yang disampaikan oleh orang-orang terpercaya dari waktu ke waktu yang tidak mungkin berbohong, serta wahyu yang disampaikan oleh Nabi dan Rasul.

Para pemikir Islam berdiri atas dasar pijakan epistemologi Islam. Dalam epsitemologi Islam, manusia dapat mencapai kepastian tentang sesuatu hakikat. Baik melalui panca indera (sensible experience), akal dan wahyu.

Kebenaran yang dicapai melalui wahyu diposisikan lebih otoritatif karena disampaikan oleh Tuhan. Wahyu dan ilmu Tuhan telah diberikan kepada Nabi dan Rasul. Posisi panca indera (empiris) dan akal (rasio) bekerja dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan, berjalan mengikuti wahyu sebagai sumber pengetahuan yang pasti. Sementara ilmu manusia yang bersumber dari wahyu bersifat pasti.

Epistemologi Islam yang bersumber dari khabar shadiq (wahyu) pancaindera dan akal rasional membuktikan bahwa tidak ada pemisahan mutlak antara wahyu dan akal. juga agama dan ilmu pengetahuan. Maka jelaslah bahwa ajaran Islam berpegang pada aspek rasional dan saintifik yang kemudian membentuk tradisi keilmuan yang menjadi faktor berjayanya peradaban Islam.

Epistemologi Islam yang bersumber dari khabar shadiq (wahyu) pancaindera dan akal rasional membuktikan bahwa tidak ada pemisahan mutlak antara wahyu dan akal. juga agama dan ilmu pengetahuan. Maka jelaslah bahwa ajaran Islam berpegang pada aspek rasional dan saintifik yang kemudian membentuk tradisi keilmuan yang menjadi faktor berjayanya peradaban Islam.

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search